Kisah Heroik Perawat Pasien C0r0na: Beratnya Pakai APD dan Tak Bisa Pulang
Daya kesehatan jadi pengawal terdahulu dalam menanggulangi virus C0r0na ataupun Covid- 19 di semua arah bumi.
Mereka bertugas tanpa letih, apalagi yang memasygulkan, sebagian di antara lain yang berjuang saat ini sudah gugur.
Perasaan waspada serta khawatir itu pula yang dirasakan oleh Nurul Hidayati, seseorang juru rawat di RSUD Raja Ahmad Thabib Provinsi Kepulauan Riau dikala menanggulangi penderita terkena virus C0r0na Covid- 19 yang buatnya masuk ke ruang pengasingan spesial pada 1 Maret 2020.
" Manusiawilah, jika dikatakan khawatir, dag- dig- dug, tetapi ini kewajiban aku bagaikan juru rawat. Bismillah, aku tidak apa- apa turut kontribusi di mari, betul jalanin saja," tutur juru rawat asal Tanjungpinang ini dikala berbicara dengan Suara. com, belum lama ini.
Kurang lebih 8 tahun telah Nurul, sapaannya, berbakti bagaikan daya kedokteran di tanah air. 3 tahun di antara lain beliau habiskan di RSUD Raja Ahmad Thabib.
Semenjak terdapat penderita tersangka terkena( suspect) virus C0r0na, RSUD Raja Ahmad Thabib membuat regu spesial, serta Nurul salah satunya anggotanya.
Nurul berkata sampai Minggu( 22/ 3/ 2020), di Tanjungpinang terdaftar satu orang positif serta sebagian penderita dalam pengawasan dirawat di Rumah sakit itu.
Sepanjang ini,
bagi Nurul, penderita itu dalam situasi bagus.
Di Karantina di Rumah Sakit
Sehabis masuknya penderita positif terkena virus C0r0na, Nurul berterus terang telah sepekan tidak dapat kembali ke rumah sebab dikarantina di rumah sakit.
Tujuannya supaya tidak mengedarkan virus C0r0na lebih besar. Walaupun lagi prei piket sekalipun, para juru rawat yang jadi regu spesial penindakan Covid- 19 pula hendak rehat di rumah sakit.
" Sebab kita ini juru rawat, kita yang 24 jam berdekatan dengan penderita yang positif terkena C0r0na tentu terdapat tempat buat mengedarkan virusnya lagi walaupun kita telah gunakan APD kan," nyata wanita berumur 29 tahun ini lewat sambungan telepon.
Beliau mengatakan penyebaran virus bisa jadi sekali walaupun mereka senantiasa mandi berakhir menemui penderita ataupun memakai APD. Dicemaskan bila mereka kembali ke rumah mereka dapat mengedarkan virus itu di rumah serta sekelilingnya.
" Lebih bagus kita di mari aja, kita tidak kembali, tidak apa- apa," lanjutnya lagi.
Sebagian keluarga juru rawat bisa jadi terdapat yang kaget dengan perihal itu, tetapi orang berumur Nurul mensupport penuh, biar beliau dapat berjuang buat memutuskan mata kaitan penyebaran virus yang berawal dari Wuhan, Cina itu.
Di rumah sakit, mereka diadakan sarana buat istirahat, serta amat dicermati asupannya. Kesehatan para daya kedokteran, tutur Nurul, pula jadi fokus penting rumah sakit biar mereka tidak rentan terjangkit.
Nurul sendiri menceritakan awal mulanya beliau lumayan berat kaki minum vit, tetapi semenjak jadi juru rawat spesial penindakan Covid- 19, vit jadi perihal yang harus menurutnya.
" Kala aku ditugaskan di mari aku wajib mencintai diri sendiri. Tidur pula aku senang tidur sampai larut malam, kadangkala bisa jadi sebab kerjaan biro malam," tuturnya.
Tetapi saat ini Nurul memperjuangkan buat dapat tidur di dasar jam 10 malam. Pihak rumah sakit pula mencermati vitamin yang diasup buat menguatkan energi kuat badan.
Nurul mengatakan buat tingkatkan energi kuat badan, beliau serta regu komsumsi 6 biji telur satu hari( 2 dikala makan pagi, 2 dikala makan siang, serta 2 biji dikala makan malam) dan minum susu.
" Santapan minuman kita disediain seluruhnya di rumah sakit ini. Berlega hati sangat, luang mikir jika kegiatan demikian ini esok gimana makannya, nyatanya telah disediain," ucap Nurul.
Tidak cuma karantina di rumah sakit dan pola makan serta rehat yang dilindungi kencang, Nurul pula menggambarkan semacam apa beratnya dikala menggunakan APD serta keletihan yang sering dirasakannya. Semacam apa? Ikuti cerita sepenuhnya di laman selanjutnya.