Dibanding DPR, Dokter dan Perawat Lebih Butuh Tes C0r0na
Pimpinan Biasa Aliansi Juru rawat Nasional Indonesia( PPNI), Harif Fadillah, Skep, SH, MKep, menjawab polemik uji C0r0na buat 2. 000 lebih badan DPR serta keluarganya.
Baginya, prioritas rapid test virus C0r0na lebih bagus tertuju terlebih dulu pada daya kedokteran.
“ Juru rawat dahulu lah, logis dong,” jelasnya dikala dihubungi detikcom, Senin( 23/ 3/ 2020).
Tidak hanya daya kedokteran, baginya warga pula butuh buat didahulukan dalam rapid test. Perihal ini berhubungan dengan pemetaan penyebaran permasalahan C0r0na di Indonesia.
“ Daya kedokteran dahulu, kemudian warga itu berarti, biar dapat melukiskan penyebaran, alhasil dapat diduga keberlanjutannya( permasalahan C0r0na) itu,” lanjutnya.
Dihubungi dengan cara terpisah, Pimpinan Biasa Jalinan Dokter Indonesia( IDI), dokter Daeng Meter Faqih SH, MH, juga berkata daya kedokteran butuh didahulukan dalam melaksanakan rapid test.
“ Mestinya sedemikian itu( daya kedokteran dahulu) kita prioritaskan cocok gejala, rapid test itu wajib cocok gejala dari hasil pengecekan dokter pula,” tuturnya.
Beliau pula menarangkan rapid test wajib bersumber pada hasil pengecekan dokter. Tidak dapat sedemikian itu saja dicoba.
“ Jika tidak terdapat gejala, hingga rapid test tidak berarti, dapat sia- sia,” pungkasnya.